Selasa, 04 September 2012

BRENDAN RODGERS THE SPIRIT OF SHANKLY RISES (Oleh: Roy Al-qodri D'skippers)




Brendan Rodgers
  • Tanggal Lahir: 26 Jan 1973 (Usia 39)
  • Tempat Lahir: Carnlough, Northern Ireland
  • Negara: Irlandia
  • Peranan: Manajer/Pelatih

karier sepanjang pelatih:
  • 2008-2009 Watford
  • 2009 reading
  • 2010-2012 Swansea City
  • 2012 - Liverpool

31 Mei 2012 Brendan Rodgers Resmi melatih Liverpool FC menggantikan pelatih sebelumnya Kenny Dalglish yang dianggap GAGAL memenuhi ekspetasi sang Owner John W Henry.
Jujur pertama kali pendapat ane pribadi agak meragukan kapasitas Rodgers untuk melatih sebuah klub besar seperti Liverpool Fc. Bisa dibilang karir cemerlangnya selama melatih sebuah klub adalah membawa Swansea city promosi ke premiere league di tahun 2011 dan bertahan di posisi 11 tabel klasemen di tahun 2012.

Tetapi sekejap saja pandangan saya ke Brendan Rodgers berubah sangat drastis dengan apa yang diperbuat nya setelah Resmi menjadi Manager Liverpool. Quotes dan kebijakkannya mengingatkan kita akan sosok BILL SHANKLY. Tetapi pertanyaannya adalah, APAKAH BRENDAN RODGERS BISA???

Sulit akan tetapi tetap optimis. saya ambil contoh Antonio Conte yang membawa Juventus menjuarai Scudetto di musim pertamanya. Padahal apabila kita telisik Conte adalah pelatih yang membawa klub Sienna promosi dari serie B ke Serie A.atau sosok Massimiliano Allegri di AC MILAN.

Saya amat sangat berharap dengan kinerja Rodgers di musim ini. Bisa dibilang musim ini adalah pembuktian bahwa dirinya bisa mengangkat performa Liverpool Fc yang sekarang sedang terpuruk.

Setelah musim 2005-2006 yang dibilang masa keemasan Liverpool dan berhasil merebut Trophy Champions League untuk kelima kalinya, Konflik dengan owner yang masa itu dipegang oleh Duo Yankes H&G, membuat Liverpool mulai terpuruk. Ditambah kepergian Rafa Benitez membuat performa Liverpool kian menurun. Roy Hodgson atau bahkan KING KENNY DALGLISH yang bisa dibilang LEGENDA ABADI Liverpool tidak bisa membuat permainan Liverpool menjadi konsisten.

WE'RE NOT GLORY HUNTER tetapi saya rindu dengan Liverpool di era BILL SHANKLY dan BOB PAISLEY. Saya Rindu dengan teriakan lantang para Liverpudlian yang meneriakan WE ARE KING OF ENGLAND.... WE ARE THE CHAMPIONS. apakah salah pendapat saya? Apakah anda setuju dengan pendapat saya?

Secercah harapan mulai muncul seiring datangnya beberapa pemain yang dianggap bisa mengangkat performa Liverpool FC. pembelian efektif menjadi opsi Brendan Rodgers untuk menatap musim depan. berikut beberapa nama pemain yang sampai saat ini sudah berlabuh di Anfield.

1. Joe Allen


Gelandang muda ini didatangkan dari Swansea City dengan banderol 15 juta pounds untuk menunjang lini tengah Liverpool yang kurang kreatif. Rasio Passing Complete yang rata-rata 90% per matchnya ini menjadi tolak ukur Brendan Rodgers untuk merekrut dari klub lamanya Swansea City. Diharapkan dengan datangnya Allen dapat membuat lini tengah Liverpool menjadi lebih kreatif.

2. Fabio Borini


Striker muda Italia ini menjadi solusi Brendan rodgers untuk mempertajam lini depan Liverpool yang kurang tajam di musim lalu. Setidaknya Rodgers sangat tahu dengan kemampuan n Skill borini yang notabene nya pernah dilatih oleh Brendan Rodgers selama melatih di swansea. 
Musim lalu, Borini mengkonversi 18,75% peluangnya menjadi gol sementara Bellamy 14,29%, Suarez 8,59%, Carroll 4,55%. So buktikanlah I'LL CANNIBALLE

3. Oussama Assaidi


Winger muda berkebangsaan maroko ini di datangkan untuk mengisi pos winger yang ditinggalkan oleh Dirk Kuyt, Craig Bellamy n Maxi Rodriguez. Didatangkan dengan banderol yang cukup murah, transfer Assaidi membuat Liverpudlian seluruh dunia terkaget. Tidak ada berita,tidak ada Rumor yang dicium oleh media. Diharapkan dengan datangnya Assaidi dapat menjadi jawaban atas minimnya kontribusi winger Liverpool sebelumnya.

SO WHO'S NEXT????

Lets wait n see...

Harapan saya dengan datangnya pelatuh baru n beberapa pemain baru dapat mengangkat performa Liverpool FC di musim sebelumnya. Harapan saya tidaklah muluk-muluk. cukup bermain konsisten dan masuk Zona Liga Champions. Walaupun mungkin agak sulit dengan banyaknya klub pesaing yang menggelontorkan dana melimpah untuk membeli beberapa pemain bintang atau membeli pelatih kelas dunia. Semoga kita bisa membuktikan bahwa UANG TIDAK BISA MEMBELI SEGALANYA!!!

Semoga tuah BILL SHANKLY dapat menular ke BRENDAN RODGERS



THE SPIRIT OF SHANKLY RISES

IN RODGERS I TRUST











Karya:  Roy Al-qodri D'skippers
 Peserta Sayembara SBL 09









L.F.C. – LOVE. FRATERNITY. CHARITY (Oleh Fransiskus Xaverius Steven Danis)

to all of Liverpool Fanatic Community called Liverpudlian

Tak kenal maka tak sayang; maka dari itu izinkan saya untuk memperkenalkan diri terlebih dulu; ya harapannya sih nanti di sayang seluruh warga SBL (^__^)

Nama    :   Fransiskus Xaverius Steven Danis
TTL         :   Jakarta, 17 September 1995



Sedikit intro mengenai sejak kapan dan bagaimana saya mengenal, jatuh cinta, dan akhirnya “berpacaran” dengan Liverpool Football Club dan setia hingga sekarang..

Faktanya, Liverpool Football Club bukanlah klub pertama yang saya suka ! Dan, Ayah saya adalah seorang Manchunian . . . . . . Nah pasti kaget kan dengan testimony saya tersebut; namun bagaimana saya bisa mencintai Liverpool Football Club?

Ketika seorang kakak kelas memberikan saya poster Steven Gerrard, saya langsung suka dengan Liverpool dan saya ingat betul laga pertama yang saya tonton tak lain dan tak bukan adalah Final UEFA Champions League 2005 di Istanbul, Turki tentunya di televisi  -,- bersama ayah saya..

“Seusai pertandingan itu; seorang Manchunian berkata kepada saya – Liverpool adalah musuh yang paling saya takuti!” Dan sejak itu saya menahbiskan diri sebagai seorang Liverpudlian; oohh iya.. FYI nih, klub pertama yang saya suka adalah Chartlon Athletic, dan itu waktu pertama kali saya nonton sepakbola di televisi.

Kini bagi saya, Liverpool Football Club bukanlah sekedar klub sepakbola, setelah suka dengan LFC saya akhirnya benar-benar “jatuh cinta” dengan sepakbola dan Liverpool Football Club, dan Puji Tuhan bisa setia sampai sekarang.. Ya! Judul diatas nampak memberikan jawaban lain diluar sepakbola.

Love. Fraternity. Charity

Saya 100% mencintai LFC secara originalitas dan kesadaran diri.. Bukan karbitan! Apalagi Glory Hunter belaka! Hehehehe..

LFC mengajarkan saya sebuah kekeluargaan yang erat; mereka secara tak langsung menunjukkan betapa eratnya Liverpudlian bukan sebagai fans mereka, tapi benar – benar sebagai bagian dari Liverpool Football Club. Kata “fraternity” atau Kekeluargaan ini, khususnya saya soroti ketika musim lalu.. Peringkat kedelapan memang yang terburuk di era Premier League! Tapi ajaib, tak ada satupun Liverpudlian yang “berpindah hati” bahkan justru terkesan kekeuh membela Liverpool walau sedang terpuruk.. FYI : Di sekolah saya, saya adalah satu-satunya murid di sekolah (bersama seorang guru) yang membela Liverpool, dan ini serius tidak bohong! Kami selalu diejek tiap kali hasil minor diterima The Reds, namun – YOU’LL NEVER WALK ALONE – kami tak pernah sedikitpun mengindahkan ejekan mereka, tetap kalem dan stay cool aja ^^

Selain itu, Liverpool juga tak jarang mengemban misi kemanusiaan dan saya pikir inilah yang membuat saya setia! Mereka tak hanya mengajarkan tentang sepakbola, tapi mereka (bersama sponsor) mengajak kita peduli pada sesame contohnya kampanye “Seeing is Believeing” yang sehari menjadi sponsor Steven Gerrard dkk. “menggantikan” Standard Chartered untuk membantu kebutaan anak-anak di dunia. LFC juga respek terhadap banyak peristiwa, Heysel dan Hillsborough adalah yang terbaik! Justice fo 96 adalah langkah baik untuk memperbaiki Hak Asasi.. (Bayangkan, tragedy itu bukan hanya soal sepakbola semata, tapi memang benar adanya bahwa pihak Kerajaan Inggris belum menuntut tuntas kasus itu)



Ya itulah semua.. Dan bagi saya yang terpenting sekarang Harapan melihat Liverpool kembali jaya di tanah sendiri dan di Eropa! Amin

Menilik skuad yang ada tahun ini (dan mengingat batas transfer pada 31 Agustus mendatang) saya sedikit realistis kita bisa kembali ke zona Liga Champions walau harus lewat kualifikasi.. Namun untuk menjuarai Liga Primer Inggris masih jauh dari kata sanggup. Realistis saja, taktik Brendan Rodgers dengan 4 – 3 – 3 belum cukup baik!

5 Last Fixtures of Liverpool :
  1. Pre-Season : Tottenham Hotspurs 0 v. 0 Liverpool FC (Draw)
  2. Europa League Qualifying : FC Gomel 0 v. Liverpool FC (Win)
  3. Pre-Season : Liverpool FC 3 v. 1 Bayer Leverkusen (Win)
  4. Europa League Qualifying : Liverpool FC 3 v. FC Gomel (Win)
  5. EPL : West Bromwich Albion 3 v. 0 Liverpool FC (Lose)

Sesungguhnya, kita belum menemui ritme yang pas dalam “era baru” dibawah gaffer Brendan Rodgers yang terbilang muda dan minim pengalaman. Selain itu mengubah kembali gaya bermain “Pass and Move” ala Shankly atau Paisley memang butuh waktu lama, karena pemain-pemain Liverpool sudah terbiasa dengan Rafalution ataupun gaya bermain yang tidak lebih konvensional ke-Inggris-an. Berikut skuad Liverpool yang terbaik menurut saya (setahu saya hanya ada 25 pemain yang didaftarkan ke FA, untuk pemain-pemain dibawah 20 tahun bebas dimasukkan ke dalam team)


Kiper : Jose Manuel Reina dan Brad Jones



Faktanya, dari ketiga kiper yang dimiliki; usianya kini sudah tak muda.. Ada beberapa pelapis seperti Martin Hansen dan Peter Gulasci yang juga bagus di Pre-Season, namun melihat ketangguhan Reina di baawah mistar menjadikannya tetap nomor satu. Agak disayangkan memang, kiper sekelas Brad Jones dibangku cadangkan. Bahkan keinginan saya adalah Brad Jones diberikan jam terbang lebih (Brendan bisa menerapkan system buka-tutup; untuk melawan tim-tim kelas wahid kita pakai Reina, dan untuk tim-tim kelas bawah kita pakai Brad Jones dibawah mistar) Untuk Doni, jujur saya kurang suka kiper yang satu ini.

Penilaian saya untuk Kiper adalah : 7/10


Bek Kanan : Glen Johnson dan Martin Kelly



Bek Kiri : Jose Enrique dan Jack Robinson



Saya kira mereka berempat kualitasnya tak bisa diragukan (kecuali Jack “Robbo” Robinson yang masih minim pengalaman) Bahkan untuk seterusnya, di reserve kita punya banyak pemain yang menjanjikan macam Jhon Flanagan dan Jordan Ibe ataupun Stephen Sama. Tapi tak diragukan bahwa posisi Glenjo dan Jose Enrique adalah dua wingback regular yang akan dipakai musim ini. Sistem buka-tutup pun bisa dipakai Brendan, jika melihat padatnya jadwal hingga gangguan badai cidera.

Penilaian saya untuk Bek Kanan dan Bek Kiri : 10/10


Bek Tengah : Daniel Agger, Sebastian Coates, Jamie Carragher, dan Martin Skrtel



Duet Agger-Skrtel pasti pas di lini central pertahanan. Melihat kekompokan dua pria bertatto ini yang membuat gawang Reina di musim lalu nampak susah ditembus lawan. Mereka berdua kompak dan memiliki kelebihan dalam menjangkau bola-bola udara. Minusnya, “Carragold” yang performanya menurun dimakan usia sudah bisa digantikan perannya oleh bek muda, Sebastian Coates. Namun untuk pengalaman memang duet Agger-Carragher atau Carragher-Skrtel dirasa pas menjalani kompetisi yang panjang, apalagi pilihan kedua lebih realistis melihat Daniel Agger kerap dirundung cidera. Kata salut untuk Carragher yang setia "memimpin" anak-anak muda di barisan sentral pertahanan menjadi seperti dirinya atau bahkan lebih tangguh darinya untuk Liverpool di kemudian hari..

Penilaian saya untuk Bek Tengah : 9/10


Sayap Kanan : Joe Cole dan Jordan Henderson



Sayap Kiri : Stewart Downing dan Oussama Assaidi



Walau mereka berempat dapat bertukar posisi sepanjang pertandingan, ini adalah posisi pas yang saya pakai di salah satu perangkat game. Dua nama “English Man” yang disebutkan diawal lebih memiliki kans yang baik di tim utama mereka memiliki tiga hal yang diperlukan bila bermain “Pass and Move” yakni Kecepatan, Pengalaman, serta Visi bermain yang jelas. Sementara kedua pemain pelapis memang menjadi kartu truff disaat-saat genting atau ketika pemain lainnya cidera, apalagi Joe Cole yang kerap cidera. Awalnya saya kurang setuju ketika Jordan Henderson dimainkan di posisi sayap, karena awalnya di Sunderland dan di tim nasional, Ia adalah seorang playmaker. Ya! Kapten timnas Inggris U-21 ini memang sebenarnya lebih cocok dijadikan “The Next Gerrard” untuk 3 – 4 tahun kedepan. Entah karena terlalu penuhnya lini tengah, sehingga Ia “dipaksa minggir” ke sisi sayap oleh Kenny Dalglish

Penilaian saya untuk Sayap Kanan dan Sayap Kiri : 6.5/10


Pemain Tengah : Steven Gerrard, Lucas, Joe Allen, Jay Spearing



Kemana Jonjo Shelvey dan Charlie Adam ? Secara fisik mereka memang ada di tim, namun saya pribadi kurang puas dengan kinerja mereka. Empat orang dirasa cukup untuk menjalani musim yang keras; namun kans mereka untuk masuk sebagai “ban serep” jelas terlihat bila ada salah satu dari empat nama regular itu cidera, dan nama yang saya masukkan adalah Jonjo Shelvey.. (nggak tau, kurang srek aja sama Adam, kasusnya sama seperti ketidaksukaan saya pada Doni) Hmmmm, dua pemain bertipe attacking dan playmaker yakni Steven Gerrard dan Joe Allen justru membuat lini tengah Liverpool adalah nyawa sesungguhnya! Apalagi, Captain Fantastic yang tak perlu diragukan lagi kapabilitasnya. Namun untuk defensive midfielder, Lucas dan Jay Spearing masih menyetuh kata cukup untuk mendampingi SG8 ataupun “The Welsh Iniesta”, Joe Allen. Saya yakin keempatnya memiliki karakter yang bisa saling membangun; tak peduli harus bermain 4 – 3 – 3 atau 4 – 2 – 2, Gerrard bisa digeser ke kanan, ataupun Allen ke kiri (hal yang saya lakukan di perangkat game) sehingga Lucas ataupun Jay Spearing dapat focus penuh di tengah.

Penilain saya untuk Pemain Tengah : 10/10


Lini Depan : Luis Suarez, Andy Carroll, Daniel Pacheco, Fabio Borini



“They are, enough!” itulah kata yang bisa saya ucapkan kepada mereka berempat dalam skuad Liverpool Football Club saat ini. Sorotan khusus pada Andy Carroll dan Daniel Pacheco tentu diberikan ketika mereka ingin menghapus keraguan publik Anfield terhadap mereka.. Pacheco yang “dibuang” lantaran kalah bersaing dengan Spaniard lain – Fernando Torres – mampu dibuktikan di Rayo Vallecano. Hal sama juga dibuktikan “Bang Gondrong” bersama timnas Inggris. Memang eks bintang Newcastle ini membuat gempar media ketika dengan “tangan kosong” member kontribusi berbeda di Liverpool. Saya rasa Dia masih canggung. Kredit tersendiri disematkan pada “El Pistolero” bilamana mengisi posisi di lini depan, dia bisa bermain disisi manapun tak peduli bermain dengan skema 4 – 3 – 3 ataupun 4 – 4 – 2. Bahkan sebagai striker bayanganpun Dia berfungsi baik, di posisi 4 – 4 – 1 – 1 ataupun 4 – 3 – 1 – 2. Fabio Borini juga sama dengan Suarez. Formasi yang sering saya gunakan di sebuah perangkat game adalah Suarez di kiri dan Borini di kanan, Pacheco dapat di posisi keduanya; sedangkan Andy Carroll digunakan sebagai finisher ditengah. Dengan badan tingginya, Ia bisa sebagai penyelesain umpan bola udara maupun pelontar umpan udara kepada dua winger yang akan menusuk ke dalam.

Penilaian saya terhadap Lini Depan : 9/10

Demikian posting dari saya; sekali lagi saya hanya bersifat sharring di posting ini; tapi kalau menang yaaa, seneng banget (^__^) Terima kasih SBL, Terima kasih Liverpool

“Tak peduli sejak kapan Anda mencintai klub kesayangan Anda; tapi sampai kapan kalian bisa setia! YNWA”

Karya:  Fransiskus Xaverius Steven Danis
Peserta Sayembara SBL 08
Juara 2

"Bangunnya Sang Raksasa" (Oleh Fazza Abimantrana)

Siapa yang tidak kenal Liverpool FC??
Ya Liverpool adalah raksasa sepakbola ranah Britania yang awal mulanya dibentuk oleh John Houlding pada tahun 1892, sebelumnya klub ini bernama Everton Athletic, namun karena federasi sepakbola Inggris (FA) tidak memperbolehkan ada 2 nama klub yg "mirip" maka pada Juni 1892 klub ini diganti nama menjadi LIVERPOOL FC

masa-masa emas dan kelampun silih berganti datang di klub ini, naik ke divisi utama dan juara bukan hal baru buat "SANG RAKSASA" tapi adapula momen memilukkan hadir, pada tanggal 29 Mei 1985 Heysel tragedi namanya, dimana robohnya dinding stadium mewarnai laga antara Liverpool kontra Juventus, tidak cukup sampai disitu 4 tahun berselang, tepatnya pada tanggal 15 April 1989 giliran di stadion Hillsboorough berlumuran darah, suporter-suporter terjepit pagar karena over capacity, tapi dibalik itu semua rentetan trophy juara menghiasi lemari-lemari piala di Anfield stadium, 5 Liga Champions, 18 Liga utama Inggris, 8 piala liga, 7 piala FA, 3 piala UEFA, dan 3 super cup piala-piala bergengsi yang sudah menghiasinya

momen-momen emas itu hadir seiring munculnya bintang-bintang The Anfield Gank, pemain-pemain seperti "Sir" Roger Hunt, Kevin Keegan, Kenny Dalglish dan masih banyak lainnya turut andil dalam kesuksesan yang dipadu dengan manajer-manajer cerdas seperti Bill Shankly, Bob Paisley, Joe Fagan

Indah memang kenangan-kenangan yang ada, sampai pula pada tahun 1990, sejak saat itu "SANG RAKSASA" mulai tertidur, ya pada tahun-tahun berikutnya Liverpool FC seakan sulit dalam meraih trophy tertinggi di Inggris, tim-tim seperti Blackburn, Manchester United, Newcastle, Chelsea silih berganti berada didepan mereka, TAPI Liverpool FC tidak menyerah sampai disitu bintang-bintang era millenium hadir, sebut saja Jamie Carragher, Steven Gerrard, Michael Owen langit keemasan mulai terbentang lagi, tepat pada tahun 2001 3 gelar berhasil diraih (Piala FA, Piala Liga, dan Uefa cup), namun lagi dan lagi trophy liga gagal didapatkan

Seiring berjalannya waktu, musim-musimpun silih berganti hingga pada akhirnya untuk kelima kalinya trophy paling bergengsi di Eropa kembali berhasil diraih dibawah asuhan Rafael Benitez pada tahun pertamanya melatih The Anfield Gank, Liverpudlian semakin menatap era keemasan, namun sayang usai juara FA cup 2006 raksasa yang diperkirakan telah bangun ini kembali pulas tidur dengan rentetan puasa gelarnya

seakan bosan dengan puasa gelarnya SANG RAJA ANFIELD akhirnya kembali, dan ditunjuk sebagai pelatih tim utama, hasilnya benar trophy langsung hadir, walaupun piala liga tapi itu setidaknya mengakhiri puasa gelar dan dahaga para Liverpudlian yang rindu akan hadirnya trophy di Anfield

Kini Kenny Dalglish telah pergi, dan Datanglah pelatih fenomenal yg menggambarkan sosok Bill Shankly "Brendan Rodgers", mengedepankan konsep bermain cepat, menyerang diharapkan mampu mengangkat Liverpool untuk berada di track juaranya, didukung pula dengan hadirnya sosok-sosok pemain muda bertalenta macam Fernandez Suso, Adam Morgan, Ngoo dari akademi yang mengingatkan akan sosok Robbie Fowler, Steven Gerrard berasal dari akademi sendiri

Permainan indah sepakbola berada didepan mata, datangnya Joe Allen yang mempunyai akurasi umpan lebih dari 90% semakin memperlihatkan keseriusan Anfield Gank menatap musim baru, belum lagi si anak muda berbakat dari Italia Fabio Borini terus menebar pisaunya untuk mengancam penjaga gawang lawan bersama Luis Suarez "Destroyer" yang dimiliki LFC memberi variasi serangan yang menakjubkan

Dari segi umur mereka masih sangat muda, ini tentu menyegarkan para Liverpudlian karena bersama Suso, Morgan, Ngoo, Coady, Suarez, Borini, Allen dan lainnya The Reds akan dibawa menuju masa depan yg lebih cerah, tiki-taka feat pass and move yang akan dihadirkan juga tak bisa dibayangkan bagaimana fantastisnya tim ini ketika skuad telah solid dan kompak

Dimulai dari musim inilah LFC mempersolid skuad untuk lebih baik, kekompakan dan penyatuan taktik ke tim hingga penyatuan visi dan misi tim ini, 4 besar akan menjadi awal yang bagus dari era keemasan didepan nantinya, karena yakinlah setelah menyatu semuanya trophy liga yang diidam-idamkan para suporter Liverpool bukan hal yang mustahil untuk diburu, YAKINLAH!!!

BANGUNLAH RAKSASA MERSEYSIDE!!
FORM IS TEMPORARY, BUT CLASS IS PERMANENT, YNWA!!

Karya:  Fazza Abimantrana
Peserta Sayembara SBL 07
Juara 3 

LFC di musim baru (Karya : Ahmed Ibrahim)

ketika kita ditanya bagaimana peluang LFC di musim baru..
maka yg kita inginkan untuk menjawab tentulah yg terbaik untuk LFC.. namun berkaca pada musim lalu ketika LFC dilatih oleh orang yang dianggap bisa membantu LFC meraih tempat terbaik dalam kancah sepakbola, yakni king Kenny.. semua orang bisa menerima dan senang dengan beliau ketika diberi amanah untuk mengembalikan LFC ke jalur juara.. namun apa boleh dikata.. ketidak beruntungan LFC dalam musim lalu menjadi faktor yang teramat besar yg membuat LFC terperosok ke posisi 8 EPL walaupun sempat ada rasa bangga karena telah mengakhiri puasa gelar dengan meraih trophy Carling.. ya.. itulah musim yang bisa dibilang buruk dalam gelaran EPL bersama orang yg bisa dianggap adalah orang yg mengetahui seluk beluk LFC dari segala aspek.. namun itulah musim lalu.. musim yg bisa dibilang aneh dan penuh dengan kontroversi yang berimbas pada kesialan untuk LFC dan kini saatnya untuk melupakan musim lalu dan siap menatap musim baru.. musim yg menjadi harapan bagi para fans agar LFC kembali ke jalur yang terbaik.. namun apakah dengan masuk ke zona UCL, LFC telah kembali ke jalur yg terbaik..? pakah dengan LFC menjuarai Europa League telah menjadikan LFC kepada jalur yg terbaik..? apakah dengan LFC meraih banyak trophy menjadikan LFC telah kembali kepada jalur terbaik..? bukan.. bukan itu takaran klub terbaik.. banyaknya trophy yang diraih bukanlah suatu patokan sebuah klub dikatakan klub terbaik.. namun ketika sebuah klub dipandang dengan baik oleh fans ataupun klub rival dan fans rival yang mana klub itu menjadi disegani oleh musuh dan fans musuh inilah klub terbaik.. sebagai mana yg pernah dilakukan oleh legenda kita.. Robbie Fowler yg dipandang sebagai seseorang yang baik dimata para pendukung sepakbola dengan meminta wasit untuk membatalkan keputusan wasit memberikan dirinya tendangan penalti.. inilah salah satu pemain terbaik yg disenangi baik oleh fans klub sendiri ataupun fans rival.. semoga musim ini LFC menjadi klub yg disegani baik oleh fans sendiri ataupun klub rival maupun fans rival..

jika ditanya soal taktik.. maka jawabannya adalah.. dikarenakan perpindahan kursi pelatih telah dilakukan oleh LFC dengan menggantikan seorang Dalglish dengan Brendan Rodgers.. semua berharap semoga Rodgers bukanlah "Hodgson ke 2".. namun ketika melihat kepiawaiannya dalah melatih swansea musim lalu.. maka patut kita berharap bahwasanya Rodgers bukanlah "penerus" hodgson ditambah lagi karena permainannya ketika melatih swansea menjadikan swansea saat itu menjadi salah satu tim dengan penguasaan bola terbanyak.. oleh karena itu mungkin taktik yg dibawa di swansea akan diterapkan di LFC.. menarik ditunggu ketika prestasi swansea yang ketika itu menjadi salah satu tim dengan penguasaan bola terbanyak.. akan pindah ke LFC..
jika ditanya soal materi pemain.. prioritas masih ada di pemain senior dan berpengalaman namun BR mungkin akan memadukan beberapa pemain akademi muda LFC agar adanya regenerasi di tubuh LFC di masa depan..
jika ditanya soal transfer.. kita semua tahu bahwasanya beberapa pemain LFC datang dan pergi musim ini.. dari pemain yg menjadi pemain penting musim lalu (kuyt, Bellamy, Maxi dll) ataupun pemain yg ditunggu aksinya seperti Alberto Aquilani dll.. namun mereka telah meninggalkan LFC kita berharap mereka sukses bersama klub barunya sembari berharap agar LFC menemukan pengganti yg sepadan dengan mereka agar tidak adanya penyesalan oleh LFC.. namun jika kita melihat wajah2 baru yg datang ke LFC seperti Borini, Allen, Assaidi dll.. tidak menutup kemungkinan bahwasanya mereka adalah orang2 yg terpilih untuk memegang amanah dalam rangka untuk menjadikan LFC sebagai klub yg terbaik.. karena kita melihat statistik mereka di musim lalu tidaklah mengecewakan bahkan bisa dibilang.. LFC beruntung mendapatkan mereka..
dan.. ketika ditanya soal suporter.. ini tidak perlu diragukan lagi.. dan tidak perlu khawatir akan kesetian suporter LFC terhadap LFC.. karena banyak tokoh2 sepakbola semacam Ancelotti, Xavi dan masih banyak lagi yg memang mengakui bahwasanya Liverpool FC memiliki fans fanatik terbaik di dunia.. kitalah fans yg tidak meninggalkan tempat duduk sebelum peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan selesai.. kitalah fans yg selalu ada untuk LFC.. kitalah fans yg selalu memberi semangat pemain ketika bertanding tanpa henti.. dan kitalah fans yg akan selalu mendukung LFC baik menang, kalah, seri bahkan degradasi sekalipun (walaupun kita teramat tidak mengharapkan hal ini).. fans yg sejati bukanlah orang yg memiliki koleksi jersey yg melimpah ruah.. atau menjadikan PP jejaring sosialnya dengan foto dirinya dengan jersey/aksesoris tim kesayangannya atau bukan pula menjadikan namanya di jejaring sosial ditambahi embel2 tim kesayangannya.. namun fans sejati bisa diukur dari sejauh mana dia ada untuk tim kesayanganya.. ditambah orang2 lain mengetahui bahwa dia adalah fans sejati suatu klub tanpa harus dia mengenakan jersey atau aksesoris yg berbau tim kebanggannya.. dan fans seperti itu akan banyak kita temui di tubuh LFC atau bisa dibilang.. orang2 seperti itu banyak dari mereka adalah fans Liverpool FC.. karena jika seseorang telah memutuskan untuk menjadi fans LFC maka mereka akan sering mendengar perkataan dari legenda LFC, Bill Shankly yg pernah mengatakan "Jika kalian tidak bisa mendukung kami ketika kalah.. maka jangan pernah bersorak ketika kami menang".. perkataan inilah yg harus menjadi pertimbangan seseorang ketika ingin memutuskan untuk menjadi fans LFC.. dan ketika mereka sanggup mengemban konsekuensi dari perkataan Shankly tersebut maka mereka layak disebut fans sejati.. fans Liverpool FC yang sejati..
maka dapat disimpulkan bahwasanya apapun hasil yg akan didapat LFC di akhir musim nanti.. LFC tidak akan kehilangan kesetiaan dari fans LFC dimanapun mereka berada.. termasuk kelurahan SBL NF..

come on Reds.. You"ll Never Walk Alone..

by : Ahmed "PPK" Ibrahim

Kembali berjaya atau kembali menunggu ? (Oleh M Dewa Baskoro)

Setelah melewati setengah musim yang fantastis sebagai pengganti Roy Hodgson, King Kenny benar-benar membawa harapan bahwa ia akan kembali membawa Liverpool menuju kejayaan. Tapi harapan tinggalah harapan, pembelian pemain yang harga tidak sesuai dengan performanya (Carroll, Downing, Henderson) ditambah fakta bahwa penampilan di liga sangat mengecewakan di posisi delapan (ya delapan). Membawa King Kenny ke pintu keluar sebagai pelatih The Anfield Gank. Meskipun beliau telah berjasa membawa Liverpool ke Final FA cup (namun kalah) dan membawa trophy pertama dalam 7 tahun terakhir di Piala Liga.

Ah sudahlah musim lalu biarkan lah berlalu, kita sekarang dihadapkan dengan harapan baru (atau masalah baru?) di tangan Brendan Rodgers. Rodgers musim lalu membawa tim promosi seperti Swansea mengguncang BPL dengan strategi tiki-taka ala Barcelona nya, dengan poros Mark Gower, Leon Britton dan Joe Allen ditengah. Mereka mengalirkan bola sangat baik sebaik Busquets, Xavi, Iniesta.

Kurang lebih strategi seperti itulah yang akan dihadirkan Brendan Rodgers di Liverpool musim ini, dengan dihadirkannya pemain yang 'ahli' dalam hal passing yaitu Joe Allen. Joe Allen masih muda 22 tahun tapi kemampuan passingnya jauh diatas rata-rata dan inilah beberapa statistiknya musim lalu (BPL).
Penampilan - Mulai 31 pertandingan dan digunakan dalam 6 pertandingan sebagai pemain pengganti. Goal - Dia mencetak 4 gol dan 2 assist.
Disiplin - Dia mengambil 1 kuning dan 1 kartu merah musim lalu.
Shoots - Dia mencoba 41 shoots sepanjang musim.
Passed attemped - 2.177
Successful passed - 1986
Pass success% - 91,2%
Man of Award Match - 3 kali menjadi Man of the Match
Key passes - 46 key melewati dibuat oleh dia dengan rata-rata 1,3 per game.
Dribbles - Total 36 menggiring dibuat oleh dia.
Tackles- 110 Jumlah tackles dengan rata-rata 3,1 per pertandingan.
Pelanggaran - Dari 110 tackles, 27 mengakibatkan pelanggaran.
Menggiurkan bukan ? Jadi kita punya maestro tackle, maestro passing dan maestro box-to-box.

Pemain yang dibawa selanjutnya adalah Fabio Borini, ia dibawa Rodgers mungkin karena faktor kedekatannya, karena mereka pernah bekerja sama di Swansea sebagai pemain pinjaman dari Chelsea. Seberapa hebatkah dia di Roma sampai-sampai timnas Italia memanggilnya ke EURO ? Inilah beberapa statistiknya (Serie A).
Penampilan - Mulai 24 pertandingan dan 4 diantaranya sebagai pengganti.
Goal - Dia mencetak 9 gol.
Disiplin - Terkena 3 kartu kuning musim lalu.
Shoots - Dia mencoba 48 shoots sepanjang musim.
Fabio Borini mencetak gol dengan kira-kira 1 dalam 4 dari tembakan di 2011-12 Serie A.

Pemain yang dibawa terakhir (sejauh ini) adalah Oussama Assaidi, tidak tercium media sebelumnya dan tiba-tiba langsung jadi pemain LFC. Apa keistimewaan pemain ini ? Tak banyak data penunjang dari pemain ini yang jelas ia mencetak 27 penampilan 2 diantaranya dari bench dan mencetak 10 gol serta 7 assist di Eredivisie musim lalu.

Ada yang keluar ada yang pergi, terhitung sejauh ini Alberto Aquilani (27 Tahun) Craig Bellamy (33 tahun) Dirk Kuyt (32 tahun) Fabio Aurelio (32 tahun) Maxi Rodriguez (31 tahun) sudah keluar dari Anfield. Ini menunjukkan bahwa Rodgers ingin meremajakan skuad, memangkas gaji, serta mengurangi populasi pemain di Anfield. Untuk masalah strategi transfer Rodgers patut diacungi jempol karena ia membeli pemain sesuai kebutuhan.

Materi pemain Liverpool sejauh ini cenderung sama saja karena kembalinya beberapa pemain pinjaman seperti Wilson, Joe Cole, Pacheco. Diselipkannya beberapa pemain muda seperti yang sudah dilakukan selama masa King Kenny nampaknya akan dilakukan juga oleh Rodgers. Sterling, Coady, Morgan nampaknya akan merasakan sering bermain di BPL musim depan.

Bagaimana untuk peluang Liverpool musim ini ? Langsung juara BPL kah ? Tidak sejauh itu. Tembok China tidak jadi dalam satu hari. Banyak tim kuat di BPL musim ini, Man City sebagai juara bertahan tetap diunggulkan, Man United sang runner up musim lalu juga tak bisa diremehkan serta Arsenal dan Chelsea yang membeli banyak pemain. Jangan lupakan Newcastle dan Spurs pula, setidaknya peluang untuk masuk 4 besar lagi masih terbuka asal bisa bermain konsisten sepanjang musim tidak seperti musim lalu.

Menarik ditunggu apakah kita akan langsung dibawa oleh Rodgers menuju kejayaan ? Atau kita harus menunggu lagi entah sampai kapan.....

Once a reds, always a reds !You'll Never Walk Alone !

karya: Oleh M Dewa Baskoro
Peserta Sayembara SBL 05

Ambisi, Tradisi & Revolusi (Karya: Agus Cahmars)

"When you walk through a storm...
Hold your head up high...
And don't be afraid of the dark...
At the end of the storm...
There's a golden sky...
And the sweet silver song of a lark..."

Sebuah coretan kecil nampak jelas tertulis di halaman depan sebuah surat kabar yang aku baca pagi ini, Sepenggal Bait dari sebuah lagu legendaris "Gerry and The Pacemaker", dengan font  Arial Black dan Underline yang sangat jelas menggambarkan ranumya hati si empunya Anfield, sebuah tim penuh sejarah, drama, air mata dan intrik di dalamya.. "Liverpoolmu kalah lagi kawan", tiba-tiba terdengar sebuah celoteh dari sengau suara yang nampaknya tak asing di telingaku.. Benar saja,sepatah sindiran dari tetanggaku di luar rumah yang notabenya fans dari rival abadi Merseyside Merah, dengan agak gusar dan sedikit menghela nafas aku menjawab "Biar saja,Semua butuh proses,semua butuh waktu" Sebuah jawaban simple yang mungkin bisa saja menggambarkan betapa belum siapnya tim (Baru) penuh lencana untuk mengarungi Musim ini  (2011/12).

Benar saja.. sebuah Invetasi besar hanya mampu melabuhkan kapal Mersey Merah di peringakat 8  dan hanya mendekap semata wayang Trophy, Agak ironis memang. betapa tidak, hampir seDekade
kebelakang kita sering tertatih, dan seringnya kita melihat Icon club murung, meski Putra daerah itu sering menutupinya dengan Celotehan semangat..


"Sebenarnya apa yang mereka butuhkan ??" Sebuah pertanyaan besar yang menghinggapi benak
semau Fans, Apakah kita harus bertanya kepada Bill Shankly atau mendengar bisikan Bob Paisley untuk merubah peruntungan, Simbol supermasi sepakbola Inggris agaknya belum mau lagi singgah di Anfield, belum mau berjabat dengan sang kapten, Graeme Souness, Roy Evans, Gerard Houllier seakan tak mampu menjawab asa, mungkin hanya tenggakan kecil dari sebuah "Kontes" Rafael Benitez pada 2005 sedikit membasuh kerontang, tapi tetap saja sang buruan belum mampu terbidik, apa berikutnya ?? belum lagi ada kata "Won" untuk penerus estafet, Roy Hodgson. atau hanya secuil "kenangan manis" dari Kenny Dalglish di akhir 90an untuk musim  terakhirnya.


"Siapa selanjutnya ??" seorang "captaen" atau sebutan Nahkoda baru dari Carnlough, sebuah desa kecil di Irlandia Utara, seorang jenius mantan bek Ballymena United & Reading di era bertepatan dengan berakhirnya musim-musim manis Liverpool. seorang pelatih yang dianggap mampu menyihir dunia dengan sulap kecil di sebuah tim perantau dari Wales, Swansea City. Sempat menimba ilmu di London Barat, Chelsea, Éireannaigh (Dia) mampu mengaplikasikanya di Liberty Stadium, dan sempat membuat decak kagum publik dengan permainan atraktif "Tiki-Taka" kecil Barcelona, atau hampir mirip dengan "Total Football" Belanda era 1974 dimana memungkinkan semua pemain bertukar posisi (Permutasi posisi) secara konstan sambil menekan pemain lawan yang menguasai bola.


Dan pertanyaan besar terakhir adalah, "Apakah taktik ini akan berjalan di Liverpool ??" jawabanya belum bisa kita ketahui sepenuhnya, masih ada beberapa nama yang diburu untuk melengkapi kepingan Puzzle yang ada untuk membuat sebuah kerangka yang dimaksut, tapi menilik sejarah yang ada Liverpool pernah bermain dengan spesifikasi hampir sama dengan apa yang Rodgers kenalkan, ketika era kejayaan si Merah bersama beberapa awak macam Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. So, apakah Steven Gerrard dan kolega dapat menampilkanya kembali dan membuat Liverpool di segani lagi ?? Hanya satu yang pasti, menambah ukiran sejarah demi merubah alibi bahwa "We Won It Five Times" bukan hanya menjadi sebuah Tameng terakhir kita.

"Hingga akhirnya aku beranjak dari pakuanku, ku letakan Surat kabar di dekapan dan percaya,  Liverpudlian adalah sebuah pilihan, bukan paksaan" @Cahmars_lfc

Karya: Agus Cahmars
peserta Sayembara SBL 04
juara 1

LIVERPOOL SONGSONG MUSIM 2012-2013 . (karya: Doddie D'reds)

LIVERPOOL SONGSONG MUSIM 2012-2013
Kick off EPL 2012/13 takan lama lg, tim2 peserta mulai berbenah. Tak terkecuali dgn Liverpool. Pembenahan tim pelan namun pasti sedang terjadi di kubu Si Merah. Ya, spertinya perombakan total mulai dari sistem hingga pola permainan pasukan Merseyside Merah ini sedang dilakukan. JW Henry sepertinya gerah dgn apa yg terjadi musim lalu. Meski musim lalu The Reds mampu mengakhiri puasa nil gelarnya selama 6 tahun belakangan ini dgn menjuarai Piala Carling, namun itu dirasanya tidaklah ckp untk club sebesar LFC. Musim lalu memang bknlah musim yg bs dibilang buruk. Karna selain pasukan Anfield ini mampu menjuarai piala liga, mreka jg mampu menembus final FA CUP sblom akhirnya ditundukkan Chelsea pada laga puncak. Namun, performa di kancah piala ini brbanding terbalik jk mereka berlaga di liga. Angin2an lbh tepatnya. Hingga mrekapun harus puas finis diposisi 6 klaseman akhir liga. Inilah mengapa JWH merasa kecewa dan perlu untk mengadakan perombakan total secepatnya di kubu Si Merah.
Sistim yg dimaksud disini adlh sgala sesuatu yg menyangkut klub ini. Baik itu administrasi, kplatihan, menjemen, dsb. Knapa smua dibenahi? Karna jika smua sistim yg ada di progam ulang sesuai dgn perkembangan sbuah club profesional yg ada skarang, lfc diharapkan akan lbh mampu lg untuk bersaing dgn club2 lain baik dr ranah Inggris sendiri atau luar Inggris. Terkesan membingungkan memang, tp mari kita bedah dan ulas 1 per 1 perombakan sistem2 yg dimaksud tersebut.
Musim lalu dibawah asuhan Kenny Dalglish, LFC mampu mewujudkan salah 1 target diawal musim dng menjuarai Piala Liga yg berati mengakhiri puasa nil gelar mereka selama 6 tahun belakangan ini. Namun itu sbenarnya bkn target utama mereka. Target utama adlh dng mampu kembali mengisi posisi 4 besar klasemen akhir. Ya, LFC yg notabenya adlh salah 1 penghuni ttp posisi elit tersebut, belakangan mulai tergusur oleh penghuni lain. Penampilan tim yg blom mampu menemukan performa terbaik digadang jd penyebab utama mslh ini. Apa yg salah? Apakah pmain kurang bs berkembang? Atau skema platih yg tlalu rumit hingga para pmain susah untuk menerapkannya di lapangan? Munkin itu bs jd alasnnya, tp JWH berpikir pokok utama adlh mental pmain yg mulai mengendur. Rasa percaya diri akan kmampuan sdiri ini mulai dirasa hilang. Lalu knapa dipilih Dalglish sbagai sosok yg tepat untk mslh ini? Kt tau, Kenny adlh legenda hdp yg py nama dan tmpt tersendiri di seantero penghuni Anfield. Dia adlh sosok yg tepat untk bs membangkitkan kembali rasa percaya diri pmain yg mulai luntur. Smua org menaruh rasa hormat dan cinta yg begitu besar terhadapnya. Dan tepat memang. Terbukti dari meningkatnya kinerja pmain2 LFC sbagai satu ksatuan tim untk bs mencapai atau bahkan melampaui target yg ada ( musim 2010/11 mampu finis diposisi 6 stlah pertengahan musim brada pd zona merah liga serta mampu berbuka puas galar stlah 6 thn nil gelar). Tp ingat, Dalglish lama tak berkecimpung lsg di lapangan. Sosok yg kurang tepat untk dibebani target yg tinggi. Metode kplatiahannya pun msh old fasion yg kurang cocok di ere sepak bola modern ini. Wlw bagi sy, dia msh bs membuat lfc kembali ke masa kjayaannya lg. Kt jg gak boleh menutup mata, klo taktik serta skema yg dipakainya lbh sering membingungkan para pmain. Memang itu menguntungkan karna akan susah untk dibaca oleh lawan. Tp jk pmain sndiri pun susaha faham, maka yg ada justru performa tim akan naik turun sehingga kurang bisa meraih apa yg sudah di targetkan. Dalglish baik untk sorg motifator, tp kurang tepat untk soerg yg terbebani olah target tinggi. Maka dgn menilik ini smua, JWH 'terpaksi' melengserkannya dari kursi kplatihan. Sbagai gantinya, Branden Rodgers ( yg ckp sukses mempertahankan Swansea di liga utama ) didaulat untk mengendalikan tim ini.
Klo dilihat dr trak record, Rodgers adlh penganut gaya sepak bola yg memainkan bola dr kaki kekaki. Ini sesuai dng gaya bermain LFC ( pass and move). Skema permainan yg simple dan berpola ala Rodgers inilah yg dibutuhkan LFC saat ini.
Dari sisi ini sbenarnya sdh jls terlihat dasar dari apa yg owner mau dari sang pelatih. Owner menginginkan seorg platih itu tdk hanya bagus untk memotifasi stiap anak asuhnya, tp jg harus mempunyai pakem yg jls yg akan dipakai menjd patokan untk menerapkan pola permainan apa yg cocok untk menghadapi stiap lawan dilapangan nantinya. Inilah yg membuat Branden layak untk diberi kesempatan membuktikan dan menerapkan 'the winning skema'nya tsb. Dia jg sangat bgs dlm hal memajukan pmain muda. Smoga dng kdatangannya ini, LFC mampu kembali ke bentuk permainan asalnya yaitu memainkan gaya pass and move serta makin byknya pmain2 muda berbakat the academy lfc yg mengikuti jejak Steven Gerrard & Jamie Carragher. Msk dlm squad inti LFC.
Rodgers adlh pilihan yg ckp tpt utk melatih LFC saat ini. Gaya Rodgers melatih yg ckp lumayan mumpuni serta gemar memakai pmain muda, dirasa JWH tpt karna mreka memiliki 'ksamaan' visi. Tak diragukan klo slama ini dia menuai byk pujian dr pmain2 seniar LFC smanjak kdatangannya di Anfield. Skema memainkan bola dari kaki ke kaki inilah yg dibutuhkan liverpool saat ini. Jk dilihat saat dia msh di Swansea, Brendan sangat senang jk anak asuhnya mampi memainkan bola lbih lama dr pd harus memperbyk umpam2 lambung. Ini cocok dng materi pmain yg dipyi LFC skarang. Ambil contoh, Downing, Jose, Glenjo, Agger, Liuz, Joe Cole, serta Aquilani. Mreka adlh tipe pmain yg sangat senang dan mumpuni untuk menguasai(memainkan) bola lebih lama dikaki mreka dr pd memciptakan sbuah umpan2 lambung. Dgn kata lain, skil mumpuni mreka ini diharapkan mampu lbh baik dan berkembang lg seiring waktu dibawah komando Rodgers. Pola skema permainan yg akan di pakai adlh skema yg pastinya mendukung untk permainan bola2 pendek. 442, 3511, 4132, bahkan mungkin jk diperlukan 433 atau 343 mampu diterapkan dilapangan nantinya. Knapa byk menumpuk pmain tengah? Ini dikerenakan para pmain tengah inilah yg nantinya akan jd kunci permainan dlm mewujudkan 'the winning skema' ala Brendan Rodgers. Ini berkaitan jg dgn menumpuknya stok pmain tengah yg py skil diatas rata2 penguasaan bola dalam waktu yg lama di kubu Liverpool. Tp disaat yg tak diduga2 pola ini jg bgs untuk para pmain yg mempunyai speed lari diatas rata2 seperti Jose, Downing, Luiz, Bellamy, Cole, Sterling maupun Gerrard. Blom lg klo rumor2 yg beredar klo akan segera bergabungnya Gaston Ramirez, Ibrahim Affelay, dan Daniel Sturadge.
Disisi lain, pola ini sangat membutuhkan seorg striker murni yg ckp opurtunis dan mampu membuka ruang gerak bagi teamatenya agar skema ini berjalan lancar. Carrol ckp bs dicoba untk lbh byk bergerak aktif dan bs lbh peka lg akan reflek sambaran bola2 liar didepan gawang.
Bkn rahasia umum jk JWH adlh seorg pebisnis sejati. Basicnya itu akan sangat berpengaruh pd sukses atau tdknya smua perubahan sistim yg pelan2 dijalankan di Anfield. Pebisnis biasanya akan slalu teliti untuk itung2ang keuntungan maupun kerugian dr apa yg tlah ia jalankan dlm usahanya tsb. Itupun sdh sangat terlihat jelas dari apa yg tlah dilakukan JWH slama ini. Bs dilihat kembali alasan mendasar mengapa dia memilih Brendan Rodgers sbagai penerus Kenny. Pemanfaatan pmain muda usia yg berlatenta tinggi ini adlh kunci owner untk memulai perbaikan di bidang perekonomian club. Klo dlm hitung2an matematis, LFC py byk pmain muda potensial yg ada di The Academy. Jk mreka dpt ksempatan mengembangkan skil yg mreka py dgn mendptkan jam permainan lbh byk, menempa mental mreka dgn presur2 yg ada di squad senior, dsb maka ini akan bgs untk kmajuan karir mreka. Imbasnya adlh, klo mreka mampu melewati itu smua maka bkn tdk mungkin mreka menjd pmain2 yg sangat di minati oleh tim2 lain dan tentu saja ini akan mempengaruhi harga jual mreka. Sbuah modal untk memperbaiki sisi perekonomian club. Bkn itu saja. Tp dari sisi pmasukan tiket stadion pun py pengaruh siknifikan.
Mulai season 2012-2013, owner akan memperbyk sit untk para corporate. Ini dilakukan karna disesuaikan dgn situasi Anfield saat ini, serta msh blom ktemunya titik terang apakah akan dibangun New Anfield atau renovasi Anfield. Toh itu smua tdk bs dicapai dgn dana yg sdikit. Maka diambil kbijakan untk penambahan jatah sit corporate tsbt.
Pengadaan mascot club ( Mighty Reds) jg memegang peranan yg siknifikan untk pmasukan club. Dgn adanya mascot club maka penjualan marchendise mampu lbh merambah kpd kids dan junior. Para pudlian2 kecil ini akan merasa sangat istimewa tentunya dgn adanya sang mascot. Mreka akan mrasa diperhatikan. Mascot ini bs bertranformasi kpd sbuah benda kecil unik yg ttp membawa karakter liverpool yg pastinya akan sangat diminati. Slama ini penjualan marchendise hy terfokus pd jersey, syal, topi maupun jaket or tees saja. Jarang skali fans berminat untk membeli pernak pernik lainnya. Inilah yg jd penyebab utama dibuatnya 'dilahirkannya' Migthy Reds.
Promo2 di dunia maya maupun social network jg tdk boleh dianggap remeh. Oleh karena itu owner mengangkat Jen Chang sbagai direktur comunikasi klub merangkap pengelolaan jalinan hubungan dgn para sponsorship. Chang dgn pengalamannya diharapkan mampu menarik prusahaan2 terkemuka dunia untk menjlin krjasama dan mensponsori club.
Lambat laun jk sektor2 inti tsb berjalan sesuai rencana maka bukan tdk mungkin keuangan club akan berlipat ganda yg artinya dana tak terbatas untk digunakan demi kmajuan club akan takternatas jumlahnya.
Dari smua yg tlah diutarakan, owner sedang mencoba membangun club ini sesuai dgn ciri dan falsafah club yg slalu menjunjung tinggi smangat meraih sbuah prestasi itu tdklah dgn cara instan belaka, namun penuh dgn perjuangan sedikit demi sedikit agar ksuksesan itu akan sangat berkesan.
Liverpudlian tentu mengerti benar apa yg diharapkan oleh owner, menejemen, platih, dan pmain. Mreka pasti akan slalu berusaha memberikan yg terbaik untk kpuasan fans. Kopites dan liverpudlian laen harus slalu memerahkan Anfield serta meriuh rendahkan atmosfir pertandingan home LFC dgn chant2 dan nyanyian2 pnyemangat. Anfield harus kembali angker. Agar statistik kmenangan kandang bs kembali besar. Scara matematis, jika statistik perolehan poin di kandang itu bs maksimal, maka bkn tdk mungkin LFC mampu kembali ke trek 4besar bahkan kandidat serius untk juara. Wlw kt jg tdk boleh mengabaikan pertandingan tandang tentunya.
Dari smua poin2 yg cb sy utarakan td akan berujung pada satu kalimat: PLAY FOOTBALL IN LIVERPOOL WAY. Passion, hard work, togetherness, loyalty, and proud to be a part of big family of LFC is the key to make those programs succeed.
Its can't wait any longer to see the action of The Anfield Gank this season.
LIVERPOOL IS MAGIC, BIGREDS IS PRIDE
YOU'LL NEVER WALK ALONE

 karya: Doddie D'reds
 Peserta sayembara SBL 03